PENGARUH STIGMA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA (STUDI TERHADAP STIGMA NEGATIF REMAJA MUKIM KONGSI GAMPONG KUTA BARAT KOTA SABANG)
ABSTRAKLabelling merupakan pemberian cap atau label negatif yang diberikan masyarakat kepada seseorang karena perilaku menyimpang, kemudian individu cenderung akan melakukan kembali penyimpangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stigma negatif masyarakat Kota Sabang terhadap perubahan perilaku remaja Mukim Kongsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Informan penelitian ditentukanmenggunakan teknik purposive sampling. Peneliti menggunakan teori labelling oleh Edwin M. Lamert untuk menganalisis penelitian ini. Data dik... Mehr ...
Verfasser: | |
---|---|
Dokumenttyp: | Skripsi |
Erscheinungsdatum: | 2017 |
Verlag/Hrsg.: |
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
|
Schlagwörter: | TELEVISION / MASS MEDIA / 1 |
Sprache: | Indonesian |
Permalink: | https://search.fid-benelux.de/Record/base-29257028 |
Datenquelle: | BASE; Originalkatalog |
Powered By: | BASE |
Link(s) : | http://etd.usk.ac.id/index.php?p=show_detail&id=36838 |
ABSTRAKLabelling merupakan pemberian cap atau label negatif yang diberikan masyarakat kepada seseorang karena perilaku menyimpang, kemudian individu cenderung akan melakukan kembali penyimpangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stigma negatif masyarakat Kota Sabang terhadap perubahan perilaku remaja Mukim Kongsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Informan penelitian ditentukanmenggunakan teknik purposive sampling. Peneliti menggunakan teori labelling oleh Edwin M. Lamert untuk menganalisis penelitian ini. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa remaja Mukim Kongsi terlibat dalam perilaku menyimpang (primary deviation) seperti mencuri, merokok, berpacaran, berkata kasar (memaki/menghujat), berjudi, dan narkoba. Sehingga menimbulkan stigma dari masyarakat Kota sabang sebagai respon terhadap perilakuremaja Mukim Kongsi dan melakukan pelabelan seperti pencuri, perokok, remaja nakal, pemakai narkoba, penjudi dan trouble maker terhadap remaja Mukim Kongsi. Kemudian setelah mendapatkan label tersebut dari masyarakat Kota Sabang, remaja Mukim Kongsi melanjutkan kembali perilaku menyimpang mereka yang disebut sebagai penyimpangan sekunder (secondary deviation) sehingga remaja Mukim Kongsi terjebak dalam suatu perilaku hidup menyimpang yang menetap (deviant life style).Kata Kunci: Stigma, Labelling, Perilaku Menyimpang, Remaja.