Iconological Analysis of the “Man on a Bicycle” Relief in North Bali Created During the Dutch Colonial Period | Analisis Ikonologi Karya Relief “Laki-laki di sebuah Sepeda” di Bali Utara Jaman colonial Belanda

Temple in North Bali. The relief was created around 1904, when North Bali was under Dutch colonial rule. It is the first relief created that deviates from Balinese society’s traditional art style. As with other works of art, there is a message and a particular purpose for the creation of this relief. This paper provides a more in-depth study of the relief by using the iconographic and iconological theory of Erwin Panofsky as a method for analysing relief works in relation to the social and cultural context of Balinese society during the colonial period. Panofsky’s three-stage iconographic anal... Mehr ...

Verfasser: I Dewa Alit Dwija Putra
Sarena Abdullah
Dokumenttyp: Artikel
Erscheinungsdatum: 2023
Reihe/Periodikum: SPAFA Journal, Vol 7 (2023)
Verlag/Hrsg.: SEAMEO Regional Centre for Archaeology and Fine Arts
Schlagwörter: Balinese traditional relief / modern / Dutch colonial / Relief tradisional Bali / kolonial Belanda / Fine Arts / N / Archaeology / CC1-960
Sprache: Englisch
Permalink: https://search.fid-benelux.de/Record/base-28985189
Datenquelle: BASE; Originalkatalog
Powered By: BASE
Link(s) : https://doi.org/10.26721/spafajournal.a759ql83r8

Temple in North Bali. The relief was created around 1904, when North Bali was under Dutch colonial rule. It is the first relief created that deviates from Balinese society’s traditional art style. As with other works of art, there is a message and a particular purpose for the creation of this relief. This paper provides a more in-depth study of the relief by using the iconographic and iconological theory of Erwin Panofsky as a method for analysing relief works in relation to the social and cultural context of Balinese society during the colonial period. Panofsky’s three-stage iconographic analysis of the “Man on a Bicycle” relief revealed that it was created as part of the Dutch political strategy to shape Bali’s image as a “harmonious” and “cultured” area, as well as to divert negative connotations to the colonial power regarding the Balinese people’s war. W.O.J. Nieuwenkamp adalah orang Belanda merupakan subyek yang digambarkan pada relief “Man on a Bicycle,” di Pura Madué Karang di Bali Utara. Karya seni relief tersebut dibuat sekitar tahun 1904 pada saat Bali Utara dikuasai colonial Belanda. Relief “Man on a Bicycle” merupakan relief pertama dibuat yang memiliki perbedaan visual dengan pakem seni tradisional masyarakat Bali. Sebagai sebuah karya seni tentunya ada suatu pesan serta maksud dan tujuan tertentu dibuatnya dari karya relief tersebut. Makalah ini memberikan kajian yang lebih mendalam terhadap karya relief tersebut, dengan menggunakan analisis teory ikonografi dan ikonologis Erwin Panofsky sebagai metode untuk mendiskusikan karya relief yang dihubungkan dengan kontek soisal budaya masyarakat Bali pada masa kolonial. Melalui tiga tahapannya analisis ikonografi Panofsky, karya relief “Man on a Bicycle” menunjukan karya tersebut dibuat merupakan bagian dari strategi politik Belanda untuk membentuk citraan Bali sebagai wilayah “harmonis” dan “berbudaya” demikian juga makna paling baru adalah untuk melupakan kenangan buruk atau menutup aib colonial dalam perang yang dilakukan terhadap rakyat Bali.