Cultural Value In The Making Of Brunei Ethnic Traditional Cake In Sabah

Sabah memiliki lebih dari 35 etnis atau ras yang mendasari keragaman adat dan budaya, sehingga menciptakan keunikan dan kompleksitas identitas, budaya, filosofi dan pemikiran masing-masing etnis. Masyarakat Brunei dalam penelitian ini terkenal dengan kue tradisionalnya dalam berbagai rupa, bentuk dan rasa yang diwariskan secara turun temurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap nilai budaya etnis Brunei dalam pembuatan kue tradisional yang mencerminkan identitas etnis Brunei. Pengetahuan dan keterampilan lokal dari aspek pembuatan kue tradisional etnis Brunei merupakan bagian dari filoso... Mehr ...

Verfasser: Surayah Hj Bungsu
Humin Jusilin
Dokumenttyp: Artikel
Erscheinungsdatum: 2021
Reihe/Periodikum: Mudra: Jurnal Seni Budaya, Vol 36, Iss 3, Pp 326-333 (2021)
Verlag/Hrsg.: Institut Seni Indonesia Denpasar
Schlagwörter: etnis brunei / nilai budaya / manufaktur / identitas / kue tradisional / Arts in general / NX1-820
Sprache: Englisch
Indonesian
Permalink: https://search.fid-benelux.de/Record/base-28819368
Datenquelle: BASE; Originalkatalog
Powered By: BASE
Link(s) : https://doaj.org/article/17042c93ef284cb5ac28a06e233a288f

Sabah memiliki lebih dari 35 etnis atau ras yang mendasari keragaman adat dan budaya, sehingga menciptakan keunikan dan kompleksitas identitas, budaya, filosofi dan pemikiran masing-masing etnis. Masyarakat Brunei dalam penelitian ini terkenal dengan kue tradisionalnya dalam berbagai rupa, bentuk dan rasa yang diwariskan secara turun temurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap nilai budaya etnis Brunei dalam pembuatan kue tradisional yang mencerminkan identitas etnis Brunei. Pengetahuan dan keterampilan lokal dari aspek pembuatan kue tradisional etnis Brunei merupakan bagian dari filosofi dan pemikiran kreatif yang secara tidak langsung menjadi identitas dan identitas budaya yang perlu dikaji. Lokasi penelitian ini melibatkan dua desa etnis Brunei yaitu di Kampung Lubuk dan Kampung Weston yang terletak di distrik Beaufort, Sabah. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan pendekatan yang diperkenalkan oleh Edmund Burke Feldman (1967). Pendekatan ini menyarankan empat tingkat analisis yaitu: Tingkat Deskriptif, Analisis Formal, Interpretasi dan Evaluasi. Setiap elemen seperti teknik pembuatan, bahan dan tampilan kue tradisional akan dibahas sesuai dengan tingkat yang diusulkan untuk menjelaskan nilai adat dan budaya etnis Brunei di Distrik Beaufort. Studi lapangan kualitatif ini menggunakan data penelitian berupa wawancara, observasi dan keterlibatan partisipatif oleh peneliti. Informan dipilih berdasarkan keahlian dan pengalaman mereka dalam membuat kue tradisional serta pengetahuan mereka tentang adat istiadat dan upacara budaya etnis Brunei. Penelitian ini menemukan bahwa pembuatan kue tradisional etnis Brunei menampilkan nilai-nilai budaya yang menjadi identitas etnis Brunei yang perlu dilestarikan.