PENGENALAN HAMA BARU JAGUNG (Spodoptera frugiperda J. E. Smith) DAN STRATEGI PENGENDALIANNYA DI KELOMPOK TANI DESA GANJAR SABAR

Ulat grayak Spodoptera frugiperda merupakan hama baru di Indonesia yang merusak pertanaman jagung dan jenis tanaman Poaceae lainnya, termasuk padi. Hama ini diketahui bersifat polifag, sehingga dapat menyerang jenis tanaman lainnya apabila populasinya sudah banyak dan lingkungan yang mendukung. Desa Ganjar Sabar, Kecamatan Nagreg memiliki lahan pertanian yang cukup luas dengan komoditi utamanya jagung dan padi. Petani setempat umumnya menanam jagung yang disertai tanaman hortikultura seperti mentimun atau kacang panjang sebagai tanaman pinggiran. Pengetahuan dan pemahaman mengenai hama invasif... Mehr ...

Verfasser: Maharani, Yani
Hidayat, Syarif
Ismail, Ade
Dokumenttyp: Artikel
Erscheinungsdatum: 2021
Verlag/Hrsg.: Universitas Padjadjaran
Schlagwörter: KKN Unpad / polifag / Poaceae / POPT
Sprache: Indonesian
Permalink: https://search.fid-benelux.de/Record/base-26869461
Datenquelle: BASE; Originalkatalog
Powered By: BASE
Link(s) : http://jurnal.unpad.ac.id/kumawula/article/view/32487

Ulat grayak Spodoptera frugiperda merupakan hama baru di Indonesia yang merusak pertanaman jagung dan jenis tanaman Poaceae lainnya, termasuk padi. Hama ini diketahui bersifat polifag, sehingga dapat menyerang jenis tanaman lainnya apabila populasinya sudah banyak dan lingkungan yang mendukung. Desa Ganjar Sabar, Kecamatan Nagreg memiliki lahan pertanian yang cukup luas dengan komoditi utamanya jagung dan padi. Petani setempat umumnya menanam jagung yang disertai tanaman hortikultura seperti mentimun atau kacang panjang sebagai tanaman pinggiran. Pengetahuan dan pemahaman mengenai hama invasif perlu dilakukan supaya pengendalian dan pecegahan dapat dilakukan sebelum kerugian terjadi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petani mengenai ulat grayak Spodoptera frugiperda dan cara mengatasi serangannya. Kegiatan ini terintegrasi dengan KKN Unpad Tahun 2020, yang dilakukan secara daring. Kegiatan ini dilakukan melalui teknik wawancara dengan petani dan pengisian kuisioner, pengamatan lapangan, webinar, dan evaluasi. Berdasarkan hasil wawancara dan pengisian kuisioner, bahwa sekitar 60% petani di Desa Ganjar Sabar sudah mengetahui keberadaan ulat grayak Frugiperda (UGF) melalui petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) setempat namun, mereka belum mengetahui ciri-ciri pembeda antara UGF dengan ulat grayak lainnya. Tingkat kerusakan yang disebabkan hama ini berkisar (10-50%), dan teknik pengendalian yang mereka gunakan saat ini adalah pengendalian secara mekanik dan kimia.