PROSODI QIRĀ’AH SABʻAH PADA SURAH AL-FĀTICHAH KAJIAN FONETIK AKUSTIK

Penelitian ini mengkaji tentang prosodi qirā’ah sabʻah pada Surah Al-Fātichah yang dibacakan oleh Syaikh Mishary Rashid Al-Afasy. Objek material penelitian ini adalah qirā’ah sabʻah pada Surah Al-Fātichah, sedangkan objek formalnya adalah ciri prosodi yang meliputi frekuensi, intensitas, dan durasi. Metode penyediaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak, dengan teknik dasar sadap, serta menggunakan teknik lanjutan simak bebas libat cakap dan catat. Metode analisis yang digunakan adalah metode padan serta menggunakan aplikasi software Praat versi 6.0.21, sedangkan metode... Mehr ...

Verfasser: Artia Cindherukti Fatimah, Arifuddin
Dokumenttyp: Artikel
Erscheinungsdatum: 2018
Reihe/Periodikum: CMES (Center of Middle Eastern Studies), Vol 11, Iss 1, Pp 98-108 (2018)
Verlag/Hrsg.: Universitas Sebelas Maret
Schlagwörter: Prosodi / Qirā’ah Sabʻah / Surah Al-Fātichah / Social sciences (General) / H1-99
Sprache: Arabic
Englisch
Indonesian
Permalink: https://search.fid-benelux.de/Record/base-26861846
Datenquelle: BASE; Originalkatalog
Powered By: BASE
Link(s) : https://doi.org/10.20961/cmes.11.1.26010

Penelitian ini mengkaji tentang prosodi qirā’ah sabʻah pada Surah Al-Fātichah yang dibacakan oleh Syaikh Mishary Rashid Al-Afasy. Objek material penelitian ini adalah qirā’ah sabʻah pada Surah Al-Fātichah, sedangkan objek formalnya adalah ciri prosodi yang meliputi frekuensi, intensitas, dan durasi. Metode penyediaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak, dengan teknik dasar sadap, serta menggunakan teknik lanjutan simak bebas libat cakap dan catat. Metode analisis yang digunakan adalah metode padan serta menggunakan aplikasi software Praat versi 6.0.21, sedangkan metode penyajian hasil analisis menggunakan metode penyajian informal. Hasil dari penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa frekuensi tertinggi bacaan Surah Al-Fātichah adalah ketika menggunakan qirā’ah Imam ʻĀshim dan frekuensi terendah ketika menggunakan qirā’ah Imam Chamzah. Intensitas dengan kelantangan tertinggi didapatkan ketika menggunakan qirā’ah Imam ʻĀshim dan intensitas dengan kelantangan terendah didapatkan ketika menggunakan qirā’ah Imam Abū ʻAmr. Adapun durasi terpanjang adalah ketika menggunakan qirā’ah Imam Nāfiʻ dan durasi terpendek ketika menggunakan qirā’ah Imam ʻĀshim.