Politik dan Perdagangan Kolonial Belanda di Pontianak

Pontianak mendapat perhatian kolonial Belanda setelah Inggris melakukan perdagangan di Kalimantan Barat. Persaingan dagang antara Belanda dan Inggris membawa pengaruh bagi perdagangan di Pontianak. Kemajuan perdagangan menarik perhatian kolonial Belanda untuk menguasai Pontianak. Kolonial Belanda membatasi kekuasaan Sultan Pontianak melalui perjanjian-perjanjian membawa dampak sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Eksploitasi kolonial Belanda melahirkan Perubahan-Perubahan baru dalam hubungan kekuasaan kongsi-kongsi Cina dan monopoli perdagangan di Pontianak. Kolonial Belanda semakin memperteg... Mehr ...

Verfasser: Hasanuddin, H. (Hasanuddin)
Dokumenttyp: Journal:earticle
Erscheinungsdatum: 2016
Verlag/Hrsg.: Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat
Schlagwörter: Sejarah / Pontianak / politik / perdagangan / kolonial Belanda / trade / Dutch Colonial / Indonesia
Sprache: Indonesian
Permalink: https://search.fid-benelux.de/Record/base-26637014
Datenquelle: BASE; Originalkatalog
Powered By: BASE
Link(s) : https://www.neliti.com/publications/291953/politik-dan-perdagangan-kolonial-belanda-di-pontianak

Pontianak mendapat perhatian kolonial Belanda setelah Inggris melakukan perdagangan di Kalimantan Barat. Persaingan dagang antara Belanda dan Inggris membawa pengaruh bagi perdagangan di Pontianak. Kemajuan perdagangan menarik perhatian kolonial Belanda untuk menguasai Pontianak. Kolonial Belanda membatasi kekuasaan Sultan Pontianak melalui perjanjian-perjanjian membawa dampak sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Eksploitasi kolonial Belanda melahirkan Perubahan-Perubahan baru dalam hubungan kekuasaan kongsi-kongsi Cina dan monopoli perdagangan di Pontianak. Kolonial Belanda semakin mempertegas kekuasaannya di Pontianak setelah Inggris mengesahkan James Brooke sebagai wakil pemerintahannya di Kalimantan Utara. Terdapat interelasi yang dinamis antara Perubahan struktur politik dan ekonomi terhadap Perubahan sosial masyarakat di Pontianak. Hubungan komunikasi melalui jaringan perdagangan antarpulau telah mendorong para pedagang sebagai komunitas baru membentuk dan mendirikan perkampungan suku bangsa di Pontianak. Hubungan yang dinamis antara Pontianak dengan daerah-daerah di Kalimantan Barat terutama Sambas, Mempawah, Landak, Sanggau, Sintang, Matan, dan Sukadana telah membawa kemajuan politik dan ekonomi Pontianak sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan Residen Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yaitu studi pustaka dengan mengumpulkan data-data sejarah, dengan menguraikan suatu peristiwa ke dalam bagian-bagiannya dalam rangka memahami kebijakan politik dan perdagangan kolonial Belanda di Pontianak.